Jadi Wali Murid

Sabtu kemarin adalah hari yang menyenangkan buatku. Aku mendapatkan pengalaman baru yaitu menjadi wali murid yang diundang untuk menghadiri pagelaran seni di sekolah adikku yaitu di SMPN 2 Ambulu. Selain itu, agenda penting hari itu adalah penerimaan raport.

Okay, sebenarnya yang diundang bukan aku sih, tapi kedua orang tuaku. Sayangnya, bapak dan ibu sedang ada acara lain, sedangkan adikku memberikan undangannya hari Jum’at sore. Akhirnya, aku, seorang berlabel pengangguran intelek yang sedang berusaha untuk mencari pekerjaan ini mengajukan diri untuk menghadiri acara tersebut. “Daripada nganggur di rumah, bosen kan???”

Aku membuat janji dengan Ibu Rahayu untuk berangkat bareng. Beliau adalah ibu dari ananda Vito, teman akrab adikku yang rumahnya dekat dengan rumah kami.  Pukul tujuh kurang aku bergegas ke rumah Ibu Rahayu, sayangnya beliau masih dandan. Beliau minta maaf karena telat, tadi beliau masih harus mengurus dapur dan menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya. It’s okay, perjuangan seorang ibu memang luar biasa. Di surat undangan tertulis bahwa acara dimulai pukul 07.00 WIB, wah itu memang terlalu pagi sih untuk menghadirkan wali murid. Untungnya aku dan ibu sudah menyelesaikan segala macam urusan rumah pagi-pagi tadi.

Setelah segala persiapan selesai, aku dan Ibu Rahayu segera berangkat dengan mengendarai motor. Sesampainya disana, wow ada pentas seni plus tenda merah di halaman depan sekolah. Daaan yang membuatku bersemangat adalah aku melihat dan mendengar suara seorang anak laki-laki di atas pentas melantunkan ayat-ayat Allah, Subhanallah… merdu sekali…

Setelah memarkirkan motor, kami segera menuju tempat duduk yang disediakan oleh panitia di dalam tenda. Karena aku begitu bersemangat, aku menggandeng tangan Ibu Rahayu untuk menuju ke kursi paling depan. Seni hadrah menyambut kedatangan kami, seni hadrah adalah seni musik Islami yang diiringi dengan alat-alat musik tradisional. Semua dimainkan oleh siswa-siswi SMPN 2 Ambulu.

hadrah

 

Setelah seni hadrah, ada seni tari daerah yang sejujurnya aku tidak begitu mengerti karena aku memang tidak suka menari. Jadi teringat pada saat SMP dulu, aku menjadi satu-satunya siswa yang mendapatkan perhatian khusus dari Ibu Titin (seorang guru tari di sekolahku) karena gerakanku-lah yang paling kaku diantara yang lain. Dan lagi, aku menjadi pusat perhatian karena memasukkan garakan silat ke dalam gerakan tarian ketika diberi tugas untuk menciptakan gerakan tari dalam sebuah lagu. Hmm itu adalah gerakan perpaduan budaya, itulah alibiku… Heheee

 

tari1

 

Next… penampilan dari siswi cantik dengan mengenakan kebaya biru. Ngapain dia? Story Telling about Lutung Kasarung… Sayangnya, hp ku nge-hang ketika dia tampil karena memori full, jadi aku tidak mengambil video ataupun fotonya. Penampilan siswi itu wow… Pronounationnya bagus, actingnya oke, intonasinya jelas, super deh… Pantes dia mendapatkan juara 2 dalam lomba story telling se-kabupaten Jember.

Setelah story telling, ininih yang ditunggu-tunggu… Penampilan warok atau ganongan… Warok atau ganongan memang menjadi magnet tersendiri bagi anak laki-laki di daerahku. Anak laki-laki yang super aktif, suka guling-guling, suka jungkir balik, lari-lari, hmm pokoknya membuat orang tuanya kuwalahan pasti menyukai seni ini. Yah, sebagai anak-laki-laki adikku juga sangat menyukainya, tapi sayang dia idak bergabung dengan seni ini dikarenakan latihannya malam dan rumah kita jauh. Perut para hadirin dibuat terkocak oleh tingkah konyol para ganongan cilik ini…

 

 

Yang tak kalah mempesonanya adalah penampilan dari Arwapada, ekstra kurikuler pramuka smp 2 ini sukses memikat mata para wali murid. SMPN 2 Ambulu memang terkenal dengan kegiatan pramukanya karena Arwapada telah berkali-kali menerima penghargaan baik tingkat kabupaten,provinsi, maupun nasional.

 

 

Saat mengobrol dengan para orang tua siswa lainnya, waaah mereka tampak begitu bangga dengan sekolah ini. Para guru dengan bersemangat menggali, melatih, serta mengembangkan bakat dan minat para siswa. Adikku, walaupun dia tidak aktif di eskul seni, tapi dia aktif di cabang olah raga, seperti pencak silat, sepak bola, dan juga badminton. Terimakasih, guru… Kami begitu bangga dengan padatnya kegiatan di sekolah ini. Terimakasih karena para guru telah mendidik adik saya dan juga anak-anak dari bapak dan ibu wali murid. Semoga jasa-jasa bapak dan ibu guru membuahkan hasil, kelak semoga anak-anak menjadi manusia yang utuh dan bermanfaat bagi keluarga, lingkungan, bangsa, dan agama.

Eh ada yang ketinggalan, lihat niiih lukisan dan karya tangan dari adik-adik yang dipajang dalam acara ini… Sebenarnya ada banyak, tapi baterai hp ku udah mau habis, jadi segini aja yaa…Bagus-bagus kaaan???

 

 

Dan ini adalah bazar yang dikelola oleh siwa-siswi, mereka menggandeng tukang bakso dan tukang dawet. Hmm sip deh,belajar berwira usaha…

img_20161217_103134_hdr1

 

Setelah acara pagelaran seni selesai, wali murid diarahkan menuju ruang kelas anak-anaknya. Adikku ada di kelas IX D. Saat memasuki kelas, aku langsung menuju ke meja paling belakang, yah meja paling belakang ujung kiri adalah bangku milik adikku. Aku cek mejanya, ada banyak tulisan Bonek-Viking-Kconk disana. Tidak salah lagi, ini adalah bangku adikku hahaaa.. Adikku adalah supporter setia Persebaya, jadi jangan heran ya jika kalian masuk rumahku, kalian akan melihat banyak gambar bonek dimana-mana.

Ibu wali kelas sudah berada di dalam kelas, duduk di bangkunya sembari membacakan pengumuman penting seperti hari libur sekolah, kegiatan les, try out, dan pesan-pesan agar orang tua senantiasa memperhatikan dan mengawasi kegiatan anak-anak selama liburan. Selain itu, wali kelas juga mengumumkan peringkat 10 besar, heh? masih adakah kasta itu? Yang jelas adikku tidak masuk dalam kasta tinggi itu, yaaah sama seperti aku ketika smp hahaaa. Di ujung pertemuan itu, ibu wali kelas membagikan raport dengan memanggil nama-nama siswanya, kemudian wali murid maju untuk mengambil raport anak-anaknya. Nomor absen adikku adalah 22, sama seperti NIMku ternyata hahaaa #gakpenting… Tunggu saja, apa yang akan dikatakan oleh ibu guru itu tentang adikku…

Ketika nama “Muhammad Fahrur Rozi” dipanggil, sambil tersenyum aku maju ke depan. Ibu wali kelas heran melihatku, lalu bertanya, “Ibunya Fahrur???”

Sambil tersenyum aku menjawab, “Bukan, saya kakaknya. Bagaimana Bu, adik saya di sekolah?”

Ibu guru menyodorkan raport adikku, aku hanya melihatnya sekilas. Adikku memang bukanlah anak yang rajin belajar dan dia tidak suka hafalan, jadi aku tidak kaget melihat nilainya yang hanya berpaut beberapa angka di atas KKM. Adikku tidak suka pelajaran eksak, tapi adikku sangat kreatif. Aku tidak ingin menanyakan nilai-nilai itu, aku tidak terlalu memedulikannya, begitupun dengan bapak dan ibuku. Aku tetap mempertahankan senymku pada ibu guru wali kelas IX D, beliau memegang kepalanya lalu menggeleng beberapa kali. Gelengan kepala itu membuat wali murid lain tertawa. Aku hanya tersenyum, ibu guru berkata, “Hmm Fahrur nuakal mbak… Jika diberi tahu dia selalu menjawab” (read : nuakal = nakal sekali)

Hmm sudah kuduga…

Aku berbincang dengan ibu guru wali kelas sebentar, membicarakan tentang kenakalan adikku.

Sebut saja adikku nakal, tapi walaupun begitu dia sangat perhatian. Kenakalan adikku adalah kenakalan memberontak, selama orang memaksakan kehendak kepadanya, dia akan langsung marah. Namun, selagi dia diberi tahu baik-baik, dia akan mengerti (dengan catatan : tidak mengomelinya panjang lebar. Dia sangat membenci omelan, siapapun itu pasti dia kan melabelinya ‘cerewet’). Aku yakin lambat laun adikku akan mengerti dan dapat mengendalikan emosinya. Love you, tole…

Senyum di Mentari

Ini adalah sebuah kisah dimana aku menemukan sebuah keceriaan, yang membuatku menemukan apa yang ingin aku lakukan…

“Senyum”

Senyum yang membuatku kembali bersemangat, memulai sebuah babak baru tanpa harus meninggalkan kehidupan yang membosankan…

Berawal dari sebuah pertemuan di depan gerbang ganesha, kita yang tak saling kenal melontarkan senyum satu sama lain…

Berkenalan…

Hingga bercanda….

Entah darimanakah kita menemukan kecocokan itu???

Ketika diri ini merasa lelah, aku melihat kalian tersenyum kepadaku. Membuatku tergoda akan senyuman polos itu. Selangkah demi selangkah aku mendekati kalian, hingga aku tak punya pilihan lain -kalian telah menjadi bagian dari hidupku…-

Semua terasa menyenangkan…

Dengan semangatnya kalian menungguku, memberikan senyuman polos itu ketika melihatku, menyodoriku sebuah buku untuk belajar… Ya, semangat dan senyuman itulah yang membuatku luluh…

Mungkin hal ini juga dirasakan oleh para pengajar lainnya, setiap hari Minggu terasa ada yang kurang ketika tidak melihat kalian. Rindu ketika kalian memanggil “Kakak…”, rindu ketika kalian minta jajan padahal belum selesai belajar, rindu ketika kalian mengajariku bahasa sunda, dan rindu ketika kalian bercerita tentang apapun yang kalian alami…

Pesan Ibu Dewi “Kak Umi, jangan buang mentari yaa…”

Bagaimana bisa aku membuang sesuatu yang membuatku merasa hidup dan memberikan warna dalam hidupku. Pertemuan dengan mentari bagiku adalah sebuah pemberian yang luar biasa dari Allah SWT hingga aku menyadari tentang sesuatu yang ada di dalam diri ini.

“Yaaah aku ditinggal lagi” kata Kak Santi sambil menangis.

Memang begitulah kenyataannya, satu persatu dari kita memang akan pergi dan pasti akan ada yang datang sebagai pengganti. Beberapa pekan terakhir tinggal kita berdua yang tersisa dari sebelumnya, kini aku yang meninggalkan Kak Santi.

Seperti permintaan mereka, aku akan berusaha datang ke Mentari dan muncul dari balik rak buku untuk melihat kembali perkembangan senyum polos mereka. -Aku tidak janji, tapi akan berusaha memenuhi permintaan itu-

 

*Semangat terus Mentari, teruslah bersinar dimanapun kalian berada…

Hari Bahagia

*Baru Update -ditulis pada tanggal : 24 Oktober 2016

 

Alhamdulillah…

Akhirnya aku berhasil lulus…

Perjuangan untuk mendapatkan sebuah kata lulus memang tak mudah, tapi aku sangat bersyukur karena dengan melewati jalan berliku membuat hasil ini menjadi manis.

Hal yang paling membuatku merasa bahagia adalah melihat bapak, ibu, dan adik akhirnya datang ke Bandung. Beberapa kali aku berpikiran bahwa aku akan menjalani wisuda tanpa mereka. Tahap akhir memang penuh cobaan. Pada saat teman-teman merasa frustasi dengan Tugas Akhir-nya, aku merasa Tugas Akhirku tidak begitu membuatku stress, malah bisa dibilang I was really enjoy to do that. Namun, bukan berarti perjalanan tahap akhirku di kampus ini terbilang lancar. Cobaan itu malah datang dari keluarga. Bagaimana aku bisa fokus pada tugas akhir dan tugas dari mata kuliah lain jika saat itu kedua orang tuaku sedang mengalami keretakan rumah tangga. Untuk beberapa waktu aku tidak menyentuh TA sama sekali, hingga rencanaku untuk wisuda bulan Juli tidak terealisasikan. Saat itu aku kehilangan semangat karena aku tidak ingin di hari wisudaku keluargaku tidak hadir secara utuh. Pada akhir pertengahan bulan Juli (mendekati Idul Fitri), permasalahan kedua orang tuaku akhirnya berujung damai. Aku bisa kembali fokus mengerjakan TA dan mendapatkan jadwal seminar pada akhir bulan Agustus dan jadwal sidang pada pertengahan September.

Yah, tampaknya saat itu Tuhan melihat jalanku kurang berbatu hingga seminarku berjalan dengan sangat lancar, bahkan saat menuju sidang aku hampir tidak menemukan kendala yang begitu berarti. Sehari sebelum sidang, setelah menyiapkan segala perlengkapan sidang pada sore hari, aku mendapatkan kabar bahwa ibu jatuh sakit. Saat itu belum diketahui ibu sakit apa, tetapi kondisinya membuat beliau tidak bisa melakukan aktifitas. Pikiranku langsung terpecah dan semangat utuk menjalani sidang esok hari perlahan memudar. Walau aku berusaha untuk melakukan yang terbaik sebagai hadiah buat ibu supaya ibu senang dan membuat kondisinya membaik, tetap saja aku merasa kehilangan beberapa poin pada saat presentasi sidang. Yah, aku memang kecewa dengan performaku saat itu, tapi aku senang karena berita bahwa aku telah selesai sidang dan dinyatakan lulus membuat ibuku bersemangat untuk sembuh. Namun, dari hari ke hari kondisi ibu semakin memburuk. Aku sangat takut bahwa ibu tidak bisa datang di hari wisudaku.

Tapi lihatlah, ibuku akhirnya datang ke Bandung dengan semangat yang berapi-api. Beliau bahkan ikut arak-arakan dan tersenyum sepanjang hari. Bukan hanya aku saja yang heran, tapi bapak dan adikku juga merasa heran dengan kondisi ibu.

Ibuku memang superwoman

Terimakasih

Sebuah kata yang harus selalu terucap oleh kata hatiku karena Allah selalu memberikan yang terbaik untuk setiap umatnya.

Sebuah kata yang harus aku ucapkan baik pada saat aku memeluknya maupun saat aku jauh darinya karena dari Bapak dan Ibu selalu mendukung setiap keputusanku sehingga aku bisa melangkah lebih tegar.

Sebuah kata yang harus aku ucapkan kepada teman-teman yang selalu setia mendengarkan curahan hatiku baik disaat aku senang maupun sedih, mendukung setiap langkahku, menghiburku disaat aku kalut, dan menyemangatiku disaat aku terjatuh.

 

Terimakasih kepada orang-orang super…

To Be More Patient

Pagi ini cerah yaa… tapi tidak dengan mood-ku…

Kenapa? Apalagi sih alasan yang bikin mood mahasiswa tingkat akhir jadi tiba-tiba semangat tapi juga bisa tiba-tiba langsung down…

Yup, TA atau skripsi atau apalah itu namanya…

Pagi-pagi tadi aku dapat chat dari dosbing kalau asistensi hari ini diundur, padahal semangat aku tuh udah semangat perjuangan 45 lho… Tapi yaa apa boleh buat, emang dosbingku sibuk sih orangnya #positivethinking #tobemorepatient

patience

TA itu seperti magnet, aku baru menyadarinya. Semenjak aku memulai mengerjakannya, segala macam sifatku yang suka bermalas-malasan jadi hilang, apalagi untuk urusan galau-menggalau jadi sirna sudah. Bahkan disaat pamanku telfon dan bilang “Liat rambut ibumu udah putih tuh, udah saatnya nimang cucu” – ah lha wong cucu ibuku udah banyak, walau bukan cucu kandung, kan ya sama aja namanya juga anak kecil wkwkwkwkwk

“Patient is not ability to wait,

but how you act while you’re waiting”

Menunggu apapun itu sama, itu adalah masalah waktu dan keadaan. Intinya jangan buang waktumu sia-sia dalam menunggu karena SABAR BUKAN BERARTI DIAM. Intinya persiapkan semuanya dengan baik, jika sudah tiba waktunya semuanya akan indah. Okay, sekarang rapihin ppt dan laporan…

:))

My Old Friends

HARI PERTAMA SEKOLAH

Hai, aku muncul lagi…

Beberapa hari yang lalu ketika aku buka bersama teman-temanku, aku mendapatkan sebuah undangan group BBM dari seorang teman lama, nama group tersebut menggunakan nama alm. guru SD kelas 6 kami. Senyum secara otomatis langsung mengembang dari wajahku ketika melihat nama tersebut dan tanpa berpikir panjang lagi aku langsung accept undangan tersebut.

Setelah aku join ke dalam group tersebut, anggotanya hanya delapan (8) orang saja, yang lain kemana? Yah pasti sibuk dengan urusan masing-masing, sebagian besar dari kami memang sudah berkeluarga, kalau kami ber-delapan? Jangan ditanya, bisa dibilang kami ini adalah orang yang berpikir berkali-kali lipat untuk melangkah ke arah situ (ah ngeles aja, bilang aja belom laku hahaaa)

Terkadang, sampai saat ini ada beberapa obrolan kita yang gak nyambung.Hmm mungkin karena dunia kita kini telah berbeda (bukan dunia nyata dan dunia lain lho yaaa) hanya saja sebagian dari kami masih kuliah dan sebagiannya lagi sudah menjalani kerasnya dunia kerja, sebagian telah melancong ke kota seberang dan sebagiannya lagi masih setia dengan kampung halaman, secara otomatis itu mempengaruhi perbedaan perkembangan kita karena lingkungan dan teman-teman baru yang berbeda pula.

Mengenai nama dan photo profile group adalah guru kami, bukannya tanpa alasan tapi memang kami sangat menyayangi almarhum karena beliau berhasil mengubah sikap dan sifat kami yang nakal dan kekanak-kanakan menjadi sedikit lebih dewasa (walau hanya sedikit tapi itu adalah langkah awal yang besar buat kami), kami yang biasanya selalu berbuat seenaknya telah berhasil beliau ubah menjadi kami yang sedikit mulai berpikir akan masa depan.

Sejauh apapun langkah kita jangan pernah menghapuskan jejak yang telah kita buat, ingat dimana kita berasal dan ingat semua orang yang mempunyai peran dalam hidupmu, walau itu hanya sedikit…

Terimakasih Bapak Guru dan terimakasih teman-teman yang telamembuat masa kecilku menyenangkan…

 

Salaman yang ditolak :D

Hallo…

Berasa lama banget gak nulis di wordpress, ngunjungi aja gak pernah gimana mau nulis hahaa…

Duh padahal niatan awal bikin akun ini buat cerita atau sekedar mengeluarkan uneg-uneg, jadi malah gak pernah di buka…

Di sela-sela tugas, aku pengen cerita. Ini kisah di masa lalu sih, kisahnya memalukan tapi justru malunya itu membuatku berpikir.

Jadi gini ceritanya…..

Sekitar tiga setengah tahun yang lalu, yaa saat itu aku masih tingkat pertama, baru beberapa bulan merasakan jadi anak kuliahan. Saat liburan semester pertama, paguyubanku mengadakan try out untuk anak SMA kelas 3 di daerahku. Aku sangat bersemangat mengikuti acara itu, berangkat pagi-pagi dari rumah bersama temanku, maklum aku gak dapat ijin naik motor sendiri jadinya cuma bisa nebeng temen.

Singkat cerita nih, aku dapat bagian jaga di salah satu ruangan  try out. Dua jam diam di kelas mengamati adik-adik yang menunjukkan ekspresi yang berbeda-beda saat berhadapan dengan soal-soal try out membuatku bosan. Berkali-kali pandanganku menyapu seluruh isi ruangan, ada beberapa peserta try out yang juga melihatku, mungkin mereka berpikir aku terlalu ketat sebagai penjaga, tapi yaa apa boleh buat? Gak mungkin kan aku ngajak ngobrol mereka? Hahaa…

Bosan hanya mengamati, akhirnya aku putuskan untuk jalan mengelilingi seisi ruangan, melihat lebih dekat satu persatu lembar jawaban mereka, sekilas saja sudah cukup membuat mereka gugup, haha padahal gak bermaksud membuat mereka merasa tidak nyaman, yaa sudah aku bilang kan hanya untuk sekedar menghilangkan kebosanan.

Saat sedang asik melancarkan keisengan yang membuat peserta try out gugup dengan aksi sok killer-ku, aku melihat ada cowok mondar-mandir di depan kelas, sepertinya anak paguyuban juga, tapi kok aku gak pernah liat? Ini aku yang unsos apa memang dia yang gak pernah keliatan? Tapi kalau dilihat mungkin dia kakak tingkat,bukan mungkin lagi sih, tapi pasti karena aku kenal semua anak paguyuban yang seangkatan denganku.

Bosan dengan aksiku, aku keluar kelas, bukan keluar juga sih tapi mengamati mereka di pintu kelas. Tiba-tiba sosok yang mondar-mandir tadi menghampiriku, aku tersenyum dan mengangguk kepadanya, anggap saja rasa hormat junior ke senior.

Dia bilang kalau dia jaga di kelas sebelah, dia menebak kalau aku angkatan 2012, ya dia memang tak mengenalku dan aku juga tak mengenalnya karena kita berasal dari SMA yang berbeda. Keasikan ngobrol tentang jurusan dan lain-lain membuat kita lupa kalau kita belum berkenalan, gak enak kan kalau ngobrol tapi gak tau nama. Akhirnya aku berinisiatif untuk menyebutkan namaku sambil mengulurkan tangan kananku. Dia tersenyum lalu menyatukan kedua telapak tangannya tepat di depan wajahnya, mengangguk sambil menyebutkan namanya.

JLEB…. Sakit hati adek, mas….

Beberapa saat aku hanya bisa bengong, setelah tersadar langsung aku tarik uluran tangan kananku. Dengan kikuk, salting, bingung aku berusaha tersenyum. Dalam hati aku mengutuk diriku sendiri, bagaimana tidak? Aku cewek, dengan santainya aku mengajak laki-laki yang bukan muhrim bersalaman dan entah itu disebut untung apa buntung aku mendapat perlakuan seperti itu darinya. Aku malu, seperti inikah rasanya ditolak? Hahaa becanda deng… Ya sekali lagi aku tekankan, AKU MALU… Sesaat mungkin aku malau pada cowok itu tapi setelahnya aku merasa biasa karena dia mengajakku mengobrol tentang hal lain.

Setelah kejadian itu aku selalu memikirkannya, rasa maluku bertambah besar, bukan malu dengan cowok itu, tapi malu kepada Sang Pencipta. Ya kejadian itu merupakan pukulan telak buatku, kejadian itu membuatku belajar dan mempertebal rasa maluku.

Yaa itulah cerita salamanku yang ditolak, pengalaman nyataku yang tak pernah aku lupakan walau aku mungkin sudah lupa seperti apa wajah cowok itu. Hahaaa

Sekian untuk tulisan kali ini, yang ngerjain tugas semoga cepat kelar tugasnya, yang mau bersantai , selamat bersantai semoga tidur nyenyak…

Sebuah Judul

dua-bunga-merah-background-biru-320x200

Tangan ini terus saja menulis, meluapkan segala emosi yang terpendam. Terlalu emotional hingga susah sekali untuk berhenti. Mengalir begitu saja tanpa tahu mau pergi kemana dan dimana ujungnya, kapan akan sampai?

Menulis terus saja menulis, tak peduli alur cerita yang kacau balau. Yaa, kadang jernih kadang juga keruh. Tapi begitulah aku, terus mencoba menulis yang terbaik dan memperbaiki alur hingga bisa membangun berbagai rasa, mencari judul yang pas untuk tulisan ini, yaa Inilah Hidupku adalah judul yang tepat.

Tentang Sebuah RINDU

tomat2tomat1

Aku teringat sekitar setengah tahun yang lalu aku bersama ibu menanam dua pohon tomat. Kami menanamnya dalam timba (ember) bekas di belakang rumah.

Kau tahu, aku amat menyukai tomat, termasuk pohonnya apalagi kalau pohonnya telah berbuah. Ada yang berwarna hijau, lalu sebagian berwarna merah. Waaah cantik sekali, aku ingin memetiknya langsung dan memakan tomat merah nan segar itu.

Setiap sore hari selalu aku siram dua pohon itu, berharap mereka cepat berbuah sebelum aku kembali ke kota perantauan. Namun apadaya, aku harus segera kembali sebelum melihat pohon-pohon itu berbuah.

Hingga sekarang ember itu tidak kosong, masih ada pohon tomatnya. Itu kata ibu di telfon. Kau tahu apakah itu tandanya? Umur pohon tomat sangatlah singkat, itu berarti ibu telah menggantinya dengan pohon yang baru.

Semoga disaat aku pulang nanti aku bisa melihat kedua pohon tomat itu berbuah.

-Nadzifah Al Faris-

Dan Ternyata CINTA

kakak-beradik1

(dicomotdarisartika08.files.wordpress.com)

Sebuah renungan di malam minggu…

Partner KP-ku sedang menginap di rumah teman. I’m so lonely.

Aku membuka facebook, muncullah status ini di beranda. Ini adalah statusku 2 tahun yang lalu, status yang aku tujukan untuk adik laki-laki semata wayangku.  Sungguh penggambaran suasana hati yang begitu bahagia.

Capture

Kini aku disini, lama sekali aku tak melihat adikku. Katanya dia sekarang tumbuh gede, tak heran sih liburan kemaren saja ukuran sepatunya mencapai no 41. Huwaaa… sungguh aku awalnya kaget, untuk anak yang masih duduk di bangku kelas 1 SMP ukuran kakinya sudah segitu (???) ya tapi begitulah adikku.

Adikku merupakan salah satu penyemangat terbesar dalam hidupku. Berkat dia aku bisa bertahan disini. Mungkin aku memang tak selalu ada disampingnya, tak selalu ada untuk membimbingnya, tak selalu membantunya di saat dia sedang dalam kesulitan atau sedang dalam masalah.

Aku sering berpikir bahwa aku bukanlah seorang kakak yang baik baginya, tapi mungkin memang kenyataannya seperti itu. Aku adalah tipe orang yang menatap jauh ke depan, begitupun kepada adikku hingga aku melupakan apa yang dia butuhkan sekarang.

Impianku untuknya sangatlah tinggi, melebihi impianku untuk diriku sendiri. Sekitaran 14 tahun yang lalu aku tak sabar menunggu dia hadir dalam hidupku, menemani hari-hariku dan aku telah berjanji akan melakukan yang terbaik untuknya. Memberikannya sesuatu yang lebih dari yang aku dapatkan. Apa yang aku pikirkan dulu masihlah sangat terbatas dengan duniawi, aku berpikir jika aku sekarang bisa kuliah di salah satu universitas elit di negeri ini, maka aku ingin dia nanti bisa kuliah di universitas yang lebih elit dari kampusku sekarang.

Ah mungkin benar, aku terlalu berambisi dengan duniawi. Maafkan aku adikku… Maafkan aku sayang.

Jika apa yang aku lakukan untuknya sekarang adalah sesuatu yang salah, sungguh aku minta maaf. Aku memang bukanlah seorang kakak yang sempurna hingga aku tak selalu ada disaat dia membutuhkanku.

Maafkan aku adikku, jadilah orang yang baik. Engkau harusnya tau semua ini aku lakukan semata-mata karena aku menyayangimu.

Mungkin kata orang benar bahwa CINTA itu bisa membutakan hati seseorang, namun juga bisa membukakan pintu cahaya di dalam hati.

Aku tak mau adikku menderita, aku tak mau dia salah arah. Tapi dialah yang menentukan hidupnya, semoga Allah selalu melindunginya dan selalu mempertemukannya dengan orang-orang shaleh.

-Nadzifah Al Faris-