Hari Bahagia

*Baru Update -ditulis pada tanggal : 24 Oktober 2016

 

Alhamdulillah…

Akhirnya aku berhasil lulus…

Perjuangan untuk mendapatkan sebuah kata lulus memang tak mudah, tapi aku sangat bersyukur karena dengan melewati jalan berliku membuat hasil ini menjadi manis.

Hal yang paling membuatku merasa bahagia adalah melihat bapak, ibu, dan adik akhirnya datang ke Bandung. Beberapa kali aku berpikiran bahwa aku akan menjalani wisuda tanpa mereka. Tahap akhir memang penuh cobaan. Pada saat teman-teman merasa frustasi dengan Tugas Akhir-nya, aku merasa Tugas Akhirku tidak begitu membuatku stress, malah bisa dibilang I was really enjoy to do that. Namun, bukan berarti perjalanan tahap akhirku di kampus ini terbilang lancar. Cobaan itu malah datang dari keluarga. Bagaimana aku bisa fokus pada tugas akhir dan tugas dari mata kuliah lain jika saat itu kedua orang tuaku sedang mengalami keretakan rumah tangga. Untuk beberapa waktu aku tidak menyentuh TA sama sekali, hingga rencanaku untuk wisuda bulan Juli tidak terealisasikan. Saat itu aku kehilangan semangat karena aku tidak ingin di hari wisudaku keluargaku tidak hadir secara utuh. Pada akhir pertengahan bulan Juli (mendekati Idul Fitri), permasalahan kedua orang tuaku akhirnya berujung damai. Aku bisa kembali fokus mengerjakan TA dan mendapatkan jadwal seminar pada akhir bulan Agustus dan jadwal sidang pada pertengahan September.

Yah, tampaknya saat itu Tuhan melihat jalanku kurang berbatu hingga seminarku berjalan dengan sangat lancar, bahkan saat menuju sidang aku hampir tidak menemukan kendala yang begitu berarti. Sehari sebelum sidang, setelah menyiapkan segala perlengkapan sidang pada sore hari, aku mendapatkan kabar bahwa ibu jatuh sakit. Saat itu belum diketahui ibu sakit apa, tetapi kondisinya membuat beliau tidak bisa melakukan aktifitas. Pikiranku langsung terpecah dan semangat utuk menjalani sidang esok hari perlahan memudar. Walau aku berusaha untuk melakukan yang terbaik sebagai hadiah buat ibu supaya ibu senang dan membuat kondisinya membaik, tetap saja aku merasa kehilangan beberapa poin pada saat presentasi sidang. Yah, aku memang kecewa dengan performaku saat itu, tapi aku senang karena berita bahwa aku telah selesai sidang dan dinyatakan lulus membuat ibuku bersemangat untuk sembuh. Namun, dari hari ke hari kondisi ibu semakin memburuk. Aku sangat takut bahwa ibu tidak bisa datang di hari wisudaku.

Tapi lihatlah, ibuku akhirnya datang ke Bandung dengan semangat yang berapi-api. Beliau bahkan ikut arak-arakan dan tersenyum sepanjang hari. Bukan hanya aku saja yang heran, tapi bapak dan adikku juga merasa heran dengan kondisi ibu.

Ibuku memang superwoman

Tinggalkan komentar